Ketika seorang Plato belajar tentang cinta


Saya sering memanggilnya Opah Plato, dan mungkin masih jarang yang tahu. Namanya adalah Plato, adalah seorang ilmuwan dan filsuf asal yunani di jaman sekitar tahun 400an sebelum masehi. Beliau merupakan murid dari Socrates, yang sama-sama merupakan filsuf yang sangat terkenal. Sebagai seorang filsuf, Socrates dan Plato banyak mengembangkan ide-ide dan fikiran yang mampu dipelajari orang-orang jaman sekarang. Baik ide-ide dalam hal karya seni dan juga pepata-pepata inovasi, serta temuan-temuan ilmiah. Termasuk soal cinta dan asmara, Socrates dan Plato punya cerita dan pendapat sendiri yang banyak digunakan orang.

Suatu Hari, Plato bertanya pada gurunya (Socrates)
"Apa itu cinta..?"
Bagaimana saya bisa menemukannya.?
Gurunya menjawab, "ada ladang gandum yang luas didepan sana. Berjalanlah kamu dan tanpa boleh mundur kembali, kemudian ambillah satu saja ranting. Jika kamu menemukan ranting yang kamu anggap paling menakjubkan, artinya kamu telah menemukan cinta"
Plato pun berjalan, dan tidak sebarapa lama dia kembali dengan tangan kosong, tanpa membawa apapun. Gurunya bertanya, "mengapa kamu tidak membawa satupun ranting.?"
Plato menjawab, "aku hanya boleh membawa satu saja, dan saat berjalan tidak boleh mundur kembali (berbalik)". Sebenarnya aku telah menemukan yang paling menakjubkan, tapi aku tak tahu apakah ada yang lebih menakjubkan lagi didepan sana, jadi tak kuambil ranting tersebut. Saat kumelanjutkan berjalan lebih jauh lagi, baru kusadari bahwasanya ranting-ranting yang kutemukan kemudian tak sebagus ranting yang tadi, jadi tak kuambil sebatang pun pada akhirnya"
Gurunya kemudian menjawab, "jadi ya itulah Cinta"

Di hari yang lain, Plato bertanya lagi pada gurunya,
"Apa itu perkawainan..?"
Bagaimana saya bisa menemukannya.?"
Gurunya pun menjawab, "ada hutan yang subur didepan sana. Berjalanlah tanpa boleh mundur kembali (menoleh) dan kamu hanya boleh menebang satu pohon saja. Tebanglah jika kamu menemukan pohon yang paling tinggi, karena artinya kamu telah menemukan apa itu perkawinan"
Plato pun berjalan, dan tidak seberapa lama dai kembali dan membawa pohon. Pohon tersebut bukanlah pohon yang segar dan tidak juga terlalu tinggi. Pohon itu biasa-biasa saja.
Gurunya  bertanya, "mengapa kamu memotong pohon yang seperti ini.?"
Plato pun menjawab, "sebab berdasarkan pengalamanku sebelumnya, setelah menjelajah hampir setengah hutan, ternyata aku kembali dengan tangan kosong. Jadi kesempatan ini aku lihat pohon ini, dan kurasa tidaklah buruk-buruk sekali sehingga keputuskan unutk menebangnya dan membawanya kesini. Aku tidak mau menghilangkan kesempatan untuk mendapatkannya"
Gurunya pun kemudian menjawab, "dan ya itulah perkawinan"

Cinta itu semakin dicari, maka semakin tidak ditemukan. Cinta adanya didalam lubuk hati ketika dapat menahan keinginan dan harapan yang lebih. Ketika pengharapan dan keinginan yang berlebih akan cinta, maka yang didapat adalah kehampaan. Tiada satupun yang didapat, dan tidak dapat dimundurkan kembali karena waktu dan masa tidak dapat diputar mundur kembali.
Terima kasih, semoga bermamfaat.

SHARE THIS

Author: