Pernahkan terlintas di pikiran Anda,
Lebih hebat manakah kita dengan anak jalanan / pengamen? Apakah kita yang lebih
hebat? Bagi Anda yang menjawab demikian Anda SALAH BESAR …tahukah apa yang
membuat comment kita tersebut salah?
Mungkin
bila kita melihat orang jalanan, pemulung atau pengamen yang selalu yang ada di benak kita
adalah anak kita yang kotor, kumuh, dan nakal. Memang semua itu benar, tapi ada
suatu hal yang lebih berharga di balik semua itu. Anak jalanan /pengamen mempunyai
suatu keistimewaan yang tidak kita miliki. Apa keistimewaannya? Tiap hari
mereka mampu melawan kekejaman kehidupan hanya untuk 1 tujuan yaitu mencari
uang untuk hidup 1 hari. walaupun yang didapat sedikit namun mereka tetap
bersyukur dan tak mengenal kata “putus asa” untuk kembali berjuang pada
hari-hari selanjutnya. Namun bagaimana dengan kita? Kita tidak tiap hari
merasakan kekejaman dunia, hanya pada waktu tertentu saja namun lebih parahnya
kita selalu gampang berputus asa bila mengalami kegagalan dan yang lebih
parahnya lagi kita tidak pernah mensyukuri apa yang kita punyai saat ini.
Sekarang lebih hebat manakah ?kita atau anak jalanan? (Sartika Setiyowati)
Mengapa
kita mesti bersembunyi dan sering juga menyalahkan takdir sebagai dampak dari
kehidupan yang terus berputar. Itu bukan sesuatu yang harus menjadi parameter
dari sisi kehidupan mereka. Mungkin kita
lebih sering berfikir bahwa itulah takdir mereka dan inilah takdir yang telah
di gariskan Tuhan padaku. Meski takdir merupakan suatu konstanta, telah
ditetapkan dan takkan mungkin pernah berubah tapi takdir adalah misteri tanda
tanya dari Tuhan yang Maha Kuasa untuk kehidupan kita. Siapa yang tahu.?
Andai
mereka bisa bertanya pada kehidupan ini, maka mereka akan berkata “adilkah
kehidupan ini ?”. Mengapa mereka yang masih bertubuh kecil, mungil dan lucu,
dimana masa mereka seharusnya banyak bermain, belajar dan perlu mendapatkan
kasih sayang mesti bekerja keras setiap detik mencari nafkah untuk menyambung hidupnya, sedangkan mereka
yang diberi tanggung jawab besar untuk sekolah, menuntut ilmu dan bekerja kini
hanya tinggal bermalas-malasan dan bermain dengan cerita paradaban hingga
mereka larut dan candu dengan kenikmatan sesaat.
Siapakah
diantara kita yang sekarang masih beruntung?. Sekarang waktu masih bisa
bercerita kalau kita-kita ini adalah orang yang cerah akan hidup dan masih
menikmati udara pagi dengan duduk santai dan menikmati secangkir kopi panas
tanda pengisi waktu sebelum otot-otot lelah bermain. Lain dengan mereka, ketika
pagi tiba hanya seteguk air putih dan satu usapan air yang membasuh wajahnya
hingga mereka kembali tetus berjalan menuju setiap titik-titik yang bisa
menjamin mereka tetap bernafas di sudut kota ini. Tapi mereka bisa bersyukur
Jangan
sesali kehidupan, tapi cobalah syukuri yang telah ada...
Semoga bermamfaat