Apakah Anda memiliki kebiasaan menulis buku harian?
Jika ya, teruskanlah! Menulis, khususnya hal-hal yang menakutkan atau membuat
trauma, ternyata berdampak positif terhadap kesehatan fisik dan mental. Hal ini
dikemukakan oleh James Pennebaker Ph.D., seorang profesor psikologi dari
Universitas Texas.
James Pennebaker, Ph. D., telah melakukan penelitian yang melibatkan kalangan pelajar, ibu rumah tangga,
mahasiswa dan narapidana. Umumnya mereka merasa lebih bahagia dan sehat
setelah menuliskan kenangan pahit yang menyebatkan trauma mendalam.
Menulis tidak saja berdampak pada kondisi emosional, tetapi dalam Journal of Consulting and Clinical Psychology
ditemukan bahwa sel T-lymphocite (sel yang mengindikasikan bekerjanya
sistem kekebalan tubuh) meningkat jumlahnya enam minggu setelah para mahasiswa
melampiaskan stresnya melalui tulisan. Artikel lainnya : Harus kamu ketahui, inilah faktor-faktor mengapa kamu tidak bisa jadi kaya Inilah keuntungan besar jika berinvestasi tanah yang perlu diketahui Ragam bisnis rumahan yang mampu dijalankan dengan modal kecil Bahkan Joshua Smyth dari North
Dakota State University, memberikan pernyataan bahwa menulis
pengalaman buruk atau stres mampu menghilangkan gejala asma dan rematik (rheumatoid
arthritis). Penelitiannya terhadap 70 orang penderita asma dan
rematik yang menuliskan pengalaman pahit atau menyedihkan, menunjukkan perubahan dan perkembangan yang signifikan dalam waktu empat bulan. Pennebaker mengungkapkan, stres berkepanjangan dapat melemahkan sistem
kekebalan, memberi peluang timbulnya penyakit jantung dan memperlemah
arthritis, asma dan berbagai penyakit lainnya. Sehingga terapi menulis mungkin saja memberikan pengaruh bahagia, tenang dan tentram pada emosi saat menulis.