Immatul
Maisaroh adalah salah satu perempuan penasihat Presiden Amerika Serikat Barack
Hussein Obama yang berasal dari Indonesia . Ima merupakan warga Indonesia dari Dusun
Krajan, Desa Kanigoro, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Dia
lahir di Kanigoro pada 26 Maret 1980 sebagai anak sulung dari tiga bersaudara
dari pasangan Turiyo, 54 tahun, dan Alimah (50).
Artikel lain :
Luar biasa, pria cacat tanpa kaki ini mampu mendaki gunung tertinggi Kilimanjaro Afrika
Ada 7 alasan mengapa harus memilih pekerja tambang sebagai pasangan hidup
Wanita harus tahu, inilah alasan laki-laki masih kadang sulit untuk berkomitmen
Artikel lain :
Luar biasa, pria cacat tanpa kaki ini mampu mendaki gunung tertinggi Kilimanjaro Afrika
Ada 7 alasan mengapa harus memilih pekerja tambang sebagai pasangan hidup
Wanita harus tahu, inilah alasan laki-laki masih kadang sulit untuk berkomitmen
Pada saat Ima berusia 17 tahun, demi untuk membantu
perekonomian keluarga dia pun bertolak ke Amerika Serikat sebagai Tenaga Kerja
Wanita (TKW). Bermodal tekad kuat, Ima menerima tawaran bekerja sebagai
pramuwisma seorang pengusaha interior desainer asal Indonesia
yang bermukim di Los Angeles .
Nasib malang
menghampiri ketika begitu mendarat di bandara, paspor Ima ditahan oleh
majikannya. Selama tiga tahun, Ima harus bekerja lebih dari 12 jam dan hampir
setiap hari Ima menjalani siksaan dan pukulan dari si majikan.
Ima tidak tahan lagi, hingga akhirnya pada tahun 2000 Ima
nekat menyisipkan sebuah notes kecil berisi permintaan tolong kepada seorang
penjaga bayi tetangganya. Tetangga itulah yang menolong Ima melarikan
diri dari rumah majikannya dan mengantarkannya ke kantor CAST.
Sejak pelariannya, Ima beberapa
bulan tinggal di rumah penampungan kaum gelandangan dan belajar bahasa Inggris,
dan hingga Ima pun akhirnya bisa tinggal di rumah layak dan bekerja di CAST.
Kinerja dan komitmennya membantu dan memberantas perbudakan
pun membuat karirnya cemerlang. Kariernya sebagai aktivis makin menanjak dan
berhasil diundang ke berbagai pertemuan tingkat tinggi di Washington DC .
Bahkan Ima berkesempatan bertemu dengan para pejabat tinggi seperti Menteri
Luar Negeri John Kerry dan Obama.
Tercatat 40 ribu sampai 45 ribu orang menjadi korban
perdagangan manusia di AS. Bersama tiga anggota Dewan Penasihat Presiden, Ima
dipercaya menangani dua di antara lima
masalah utama. Yakni, soal pendanaan dan sosialisasi para korban perdagangan
manusia.