Cerdas dan berprestasi, inilah alumni Unhas yang sukses menjadi nominasi penerima penghargaan Nobel 2016


Inilah sosok Taruna Ikrar, yang merupakan pria kelahiran Makassar, 15 April 1969 dari pasangan Abubakar dan Hasnah Lawani sebagai anak ke lima dari sepuluh bersaudara. Dia menyelesaikan pendidikan dokternya di Universitas Hasanuddin, Makassar pada 1997 dan melanjutkan  Pendidikan Master Farmakologi di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta pada tahun hingga 2003. Gelar PhD atau Philosophy of Doctor dengan keahlian ilmu penyakit jantung diraih di School of Medicine, Niigata University, Jepang pada tahun 2008, sebelum menyelesaikan Postdoctoral Scholar di Departmental of Neurosciences, University of California, US America pada 2010. Di tahun yang sama, Taruna diangkat sebagai staf akademik, scientist (ilmuwan), dan dokter spesialis di Universitas California, Amerika Serikat.

Artikel lain :
Inilah wajah tokoh-tokoh pembesar dunia yang berdarah Bugis-Makassar  
Inilah kesenian alat musik tradisional daerah Sulawesi Selatan yang pernah ada  
Mengenal prosesi pernikahan adat Bugis yang terkenal mahal  

Sebagai seorang ilmuan, Taruna berperan aktif di Society of Neurosciences, Center for Interregional Study, Asia Pacific Heart Rhythm Association, International Society for Heart Research. Selain itu, dia adalah seorang penulis buku yang berjudul “Ilmu Neurosains Modern, dan Mutiara Pengetahuan Kedokteran Modern” yang berhasil menghebohkan Amerika Serikat dan Indonesia.

Sejauh ini Taruna terlibat dalam 56 penemuan penting yang dipublikasikan di berbagai jurnal ilmiah bertaraf internasional. Salah satu dari dua jurnalnya yang dipatenkan dan dipakai di berbagai lembaga pendidikan dan kedokteran di seluruh dunia adalah yang berjudul “High Resolution and Fast Functional Mapping of Cortical Circuitry Through a Novel Combination of Voltage sensitive dye Imaging and Laser Scanning Photostimulation”.

Berkat riset Taruna tentang Optogenic Laser Stimulation, akhirnya pertengahan Juli lalu, University of California di Amerika Serikat mengusulkan Dr Taruna Ikrar yang merupakan ilmuwan asal Indonesia sebagai nominasi Penghargan Nobel tahun 2016 di bidang kedokteran.

Namun Taruna tidak sendirian, melainkan bersama dua ilmuwan lain AS yakni Dr Ivan Soltesz asal Stanford University, serta Dr Amar Sahay (Harvard University). Riset mereka meliputi optogenic, yakni metode penggunaan spektrum cahaya tertentu untuk membuat sel saraf (neuron) aktif maupun tidak. Teknik itu bisa digunakan untuk mengobati berbagai penyakit otak, seperti parkinson, epilepsi, schizophrenia, dan sebagainya.

SHARE THIS

Author: