Asap rokok belakangan
ini semakin berkurang. Namun, berganti dengan asap yang mengepul lebih banyak,
namun memiliki aroma yang enak. Kadang tercium aroma buah-buahan, vanila, cheese cake, dan lainnya. Ya, rokok elektrik atau vape kini semakin
populer.
Artikel lainnya :
Bukan cuma anak muda, tapi vape juga menyambar hampir seluruh
kalangan. Toko-toko vape baik yang dipinggir jalan menggunakan mobil, hingga
toko-toko kecil di mal yang menjual cairan serta alatnya mulai menjamur. Alasan
sebagian penggunanya, vape bisa mengurangi mereka untuk merokok. Sehingga
paru-paru dan jantung mereka bisa terselamatkan tanpa harus 'sengsara'
meninggalkan rokok. Tapi, apakah benar vape lebih tak berbahaya dibanding rokok?
Sebuah penelitian dilakukan Imperial College London di
Inggris soal bahaya vape atau e-cigarettes. Ternyata, efek yang akan muncul
pada penggunanya mirip dengan rokok. Vape juga ternyata merusak arteri dan
jantung. Hanya saja, efeknya akan muncul 10-20 tahun sejak kamu mulai
menggunakannya.
Dilansir dari Alo Dokter, BPOM mengatakan vape mengandung
nikotin cair dan bahan pelarut propilen glikol, dieter glikol, dan gliserin
yang kalau dipanaskan akan menciptakan senyawa nitrosamine. Nah senyawa inilah
yang bisa menyebabkan kanker, inflamasi dalam tubuh, infeksi paru-paru dan
meningkatkan risiko asma, stroke serta penyakit jantung.