Pada penelitian tersebut Ia menggunakan peralatan elektronik modern untuk mendeteksi tekanan darah, detak jantung, ketahanan otot, dan ketahanan kulit terhadap aliran listrik. Sebanyak lima orang sukarelawan menjadi objek dalam penelitiannya tersebut. Kelimanya terdiri dari tiga pria dan dua wanita yang semuanya tidak mengerti bahasa Arab.
Dr. Al Qadhi melakukan penelitian sebanyak 210 kali dan membaginya dalam dua sesi. Sesi pertama adalah mendengarkan Al-Qur'an dengan tartil dan sesi kedua membacakan bahasa arab bukan dari Al-Qur’an.
Dari hasil penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa responden mendapatkan ketenangan sampai 65% ketika mendengarkan bacaan Al-Qur'an, sementara pada bacaan bahasa Arab biasa mendapatkan ketenangan hanya hanya 35%.
Penelitian Dr. Nurhayati dari Malaysia semakin menguatkan Dr. Al Qadhi. Penelitiannya menunjukan bahwa bacaan Al-Qur'an yang diperdengarkan kepada bayi yang rewel akan mengubah reaksi bayi menjadi tersenyum dan lebih tenang.
Sungguh suatu kebahagiaan dan merupakan kenikmatan yang besar, kita memiliki Al-Qur'an. Selain menjadi ibadah dalam membacanya, bacaannya memberikan pengaruh besar bagi kehidupan jasmani dan rohani kita. Jika mendengarkan musik klasik dapat memengaruhi kecerdasan intelektual (IQ) dan kecerdasan emosi (EQ) seseorang, bacaan Al-Qur’an lebih dari itu. Selain memengaruhi IQ dan EQ, bacaan Al-Qur'an memengaruhi kecerdasan spiritual (SQ).
Mahabenar Allah yang telah berfirman, “Dan apabila dibacakan Al-Qur'an, simaklah dengan baik dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat” (Q.S. 7: 204).