Klub sepakbola PSM (Persatuan Sepakbola Makassar) merupakan
salah satu icon masyarakat kota Makassar pencinta olahraga sepakbola. Terbukti
dari antusiasme masyarakat Makassar yang sangat besar terhadap semua pertandingan
PSM Makassar dengan berbagai tim dimanapun berada. Dapat disaksikan euforia dan
dukungan didalam stadion disetiap PSM Makassar akan menggelar pertandingan,
apalagi jika pertandingan di gelar di kota Makassar.
Tentunya tidak asing lagi bagi penggemar PSM Makassar dengan
jika klub kesayangannya berjulukan “Pasukan Ramang”. Tentu masih banyak para
fans yang belum mengetahui asal usul pemberian nama Pasukan Ramang pada PSM
Makassar. Siapakah sebenarnya Ramang.?
Nama beliau adalah Andi Ramang, seorang legenda sepak bola
Indonesia diera 1950-an yang berasal dari kota Makassar. Ramang yang lahir di
Barru pada April tahun 1924 merupakan putra dari Nyo’lo, yaitu ajudan dari Raja
Gowa Djondjong Karaenta Lembangparang yang terkenal sebagai jagoan sepakraga.
Melalui klub bernama Persis (Persatuan Induk Sepakbola
Sulawesi), Ramang ikut kompetisi PSM dan berhasil mencetak sebagian besar gol
dari skor 9-0 kemenangan bagi klubnya. Hingga saat tahun 1947, ia mulai
bergabung dan memperkuat PSM, waktu itu masih bernama Makassar Voetbal Bond
(MVB). Berkat keterampilan dan kecepatan Ramang, PSM Makassar berhasil meraih
tangga juara pada era perserikatan.
Tidak hanya ditingkat sepakbola nasional, Ramang juga
cemerlang dan ditakuti dilaga internasional ketika menjadi pemain nasional
Indonesia. Pada tahun 1954 dalam lawatan PSSI di negara Asia, Ramang pernah
mencetak 19 gol dari 25 gol disemua pertandingan.
Ramang sangat dikenal sebagai pemain dengan skill dan
akurasi tendangan yang sangat tinggi. Sebagai penyerang (striker), dia kerap
menciptakan gol dari berbagai sudut hingga bahkan dari sudut yang mustahil.
Salah satu kemampuan khusus Ramang adalah tendensi dan presisi untuk melepaskan
tendangan salto yang akrobatik. Namun tak disangka jika Ramang sebelum sukses
di dunia sepakbola, ia berprofesi sebagai tukang becak dan kernet truck.
Era kejayaan Ramang sebagai pemain sepakbola ternyata cukup
singkat, pada tahun 1960 dia dijatuhi skorsing karena dituduh makan suap dalam
pertandingan. Tetapi diusia 40 tahun, Ramang masih sempat memperkuat PSM pada
pertandingan di Medan, hingga akhirnya memutuskan menjadi seorang pelatih.
Dalam kepelatihannya, Ramang hanya banyak mengajarkan
tentang pengalaman dan beberapa teori yang pernah dia dapat dari Tony Pogacknic
(mantan pelatih PSSI). Akhirnya Ramang meninggal dunia pada tanggal 26
September 1987 karena sakit paru-paru yang dideritanya.
Untuk mengenang jasanya, dibuat sebuah patung di lapangan
Karebosi Makassar (sekarang sudah pindah) yang melambangkankan tentang dirinya.
Hingga saat sekarang ini, Jagoan Ramang menjadi salah satu julukan dari tim
sepakbola PSM Makassar.