Jangan salah menghukum anak kecil, inilah yang seharusnya dilakukan jika mengahadapi anak yang bandel


Masa kanak-kanak adalah masa untuk banyak belajar, jadi wajar jika seorang anak masih kadang sering melakukan kesalahan-kesalahan dalam proses pembelajaran. Baik belajar untuk mengenal sesuatu, maupun itu dalam bentuk tindakan-tindakan yang hanya sekedar ingin tahu. Salah satu survey membuktikan bahwa hampir 90 persen orang tua mengaku pernah memberikan hukuman fisik saat anak berbuat salah. Walau hanya sesekali orang tua memberi hukuman fisik pada anak, tetap saja dapat membuat anak menjadi mudah stres dan tidak percaya diri.

Artikel lainnya :
Orang dewasa banyak yang kalah, inilah sosok bocah 10 tahun yang telah mendaki lima gunung tertinggi di Indonesia
Tertinggi di Sulawesi Selatan, ternyata inilah alasan mengapa Puncak Latimojong menjadi gunung dengan medan tersulit di Indonesia
Jarang diketahui, ternyata fungsi lubang hidung kanan dan kiri tidak sama, inilah perbedaannya

Tidak sedikit para psikolog yang melarang cara orang tua dalam menghukum anak dengan cara-cara fisik, sebab dapat berlanjut ke arah kekerasan fisik. Tentu saja dampaknya berakibat sangat buruk, keseimbangan emosi anak jadi tertanggu. Bahkan, prilaku anak bisa menjadi semakin liar dan sulit dikendalikan.


Bagaimana cara menghukum anak yang efektif dan tidak mengakibatkan dampak yang serius terhadap keseimbangan emosi anak. Sebuah penelitian dari University of New Orleans, As, telah menyimpulkan bahwa ada tiga hukuman untuk anak yang efektif selain melakukkan kekerasan fisik, yaitu:
  • Mendiamkan atau memberikan mereka waktu sendiri untuk merenungi kesalahannya. Setelah itu, baru ajak dia mengobrol menanyakan apa alasan anak berulah. 
  • Tidak memperbolehkan anak melakukkan aktivitas favoritnya untuk sementara. Misalnya, tiak id izinkan bermain internet dan menonton tv selama seminggu.
  • Memberikan anak tugas rumah tambahan.
Dr. Paul Frick, satu diantaran pengajar dari University of New Orleans, AS, mengatakan “lebih baik menggunakan tipe untuk mendisiplinkan anak dan fokus pada konsistensi”

Menurut Dr. Paul Frick, untuk anak yang berusia lima tahun ke atas, hukuman lebih baik seperti diberi hukuman tambahan mengerjakan tugas-tugas rumah dan tidak diizinkan beraktifitas kegemaran anak dalam waktu tertentu. Cara ini cukup efektif dan bijaksana serta tidak menyakiti anak-anak.

Kekerasan fisik yang dialami anak berdampak sangat banyak negatifnya. Justru, anak akan belajar jika sedang marah kepada orang lain, kita diperbolehkan untuk melakukkan kekerasan fisik. Sifat anak yang meniru kebiasaan orang tua tentu sangat berbahaya jika terbaya dalam pergaulan sehari-hari.

SHARE THIS

Author: