Bahaya penyakit Monophobia akibat kecanduan smartphone


Era modern, smartphone kini sudah menjadi semacam kebutuhan yang wajib untuk dimiliki bagi setiap manusia. Tua maupun muda hampir semuanya menggunakan ponsel pintar untuk berkomunikasi atau sekedar agar tidak ketinggalan dari perkembangan zaman. 

Akibatnya banyak yang merasa panik atau depresi ketika sedang tidak bersama ponsel pintarnya. Bahkan juga tidak ada yang tidak bisa fokus bekerja tanpa ditemani oleh smartphone.


Kini terbukti banyak orang yang telah ‘melebihi batas’ dalam hal menggunakan smartphone mereka pada kegiatan sehari-hari. Beberapa orang bahkan menjadi ‘gelisah’ meski hanya terpisah sebentar saja dari smartphone mereka. Alhasil, para peneliti pun menemukan istilah untuk kecanduan yang berikut dengan istilah fobia yang bernama Nomophobia.

Nomophobia sendiri merupakan singkatan dari ‘no-mobile-phone phobia’ alias ‘ketakutan berlebihan yang disebabkan oleh ketidakadaannya ponsel pada genggaman tangan seseorang’. 

Menurut Dr. David Greenfield dari University of Connecticut School of Medicine, “ketika anda mulai bergantung pada smartphone anda, maka hal itu sama saja seperti kecanduan-kecanduan yang lain. Hal ini pun konon merupakan hasil disregulasi yang terjadi pada kadar dopamin anda. Greenfield pun menambahkan, setiap kali anda mendapatkan notifikasi dari ponsel anda, ada sedikit peningkatan yang terjadi pada kadar dopamin. Ini menyebabkan timbulnya perasaan yang mengatakan bahwa anda mungkin punya sesuatu yang harus diperiksa, entah itu berupa sebuah SMS dari seseorang yang anda sukai, sebuah surel, atau yang lainnya, “

Angka penderita Nomophobia ini pun tergolong tinggi. Hal ini akhirnya mendorong beberapa psikiatris untuk menambahkan Nomophobia ke dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM). Sekalipun begitu, mayoritas penderita Nomophobia tidak sadar bahwa Ia menderita phobia yang satu ini karena gejalanya yang dianggap ‘normal’ bagi sebagian orang. Padahal, selain tergolong sebagai sebuah kelainan kejiwaan, fobia ini juga dapat berpengaruh pada bahaya penyakit yang lainnya seperti penyakit mata dan jantung. 

Guna mengatasinya, para psikiatris menyarankan agar kita tidak mudah terperdaya oleh ilusi bahwa kita akan ‘melewatkan sesuatu’ jika kita tidak sering mengecek ponsel pintar kita. Yakini bahwa kehidupan kita tidak hanya terpatok pada sebuah layar mungil yang bahkan belum tentu merefleksikan apa yang terjadi pada kehidupan nyata kita. Terakhir, kalau bisa terapkan beberapa peraturan sederhana seperti hindarkan ponsel anda ketika sedang berada bertemu dengan sang kekasih atau jangan membawa ponsel anda ketika anda sedang berada di dalam kamar mandi.

SHARE THIS

Author: