Era modern, smartphone kini sudah menjadi semacam kebutuhan
yang wajib untuk dimiliki bagi setiap manusia. Tua maupun muda hampir semuanya
menggunakan ponsel pintar untuk berkomunikasi atau sekedar agar tidak
ketinggalan dari perkembangan zaman.
Akibatnya
banyak yang merasa panik atau depresi ketika sedang tidak bersama ponsel pintarnya.
Bahkan juga tidak ada yang tidak bisa fokus bekerja tanpa ditemani oleh
smartphone.
Kini
terbukti banyak orang yang telah ‘melebihi batas’ dalam hal menggunakan smartphone mereka pada kegiatan sehari-hari.
Beberapa orang bahkan menjadi ‘gelisah’ meski hanya terpisah sebentar saja dari smartphone mereka. Alhasil, para peneliti pun
menemukan istilah untuk kecanduan yang berikut dengan istilah fobia yang
bernama Nomophobia.
Nomophobia
sendiri merupakan singkatan dari ‘no-mobile-phone
phobia’ alias ‘ketakutan berlebihan yang disebabkan oleh
ketidakadaannya ponsel pada genggaman tangan seseorang’.
Angka
penderita Nomophobia ini pun tergolong tinggi. Hal ini akhirnya mendorong
beberapa psikiatris untuk menambahkan Nomophobia ke dalam Diagnostic
and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM).
Sekalipun begitu, mayoritas penderita Nomophobia tidak sadar bahwa Ia menderita
phobia yang satu ini karena gejalanya yang dianggap ‘normal’ bagi sebagian
orang. Padahal, selain tergolong sebagai sebuah kelainan kejiwaan, fobia ini
juga dapat berpengaruh pada bahaya penyakit yang lainnya seperti penyakit mata
dan jantung.
Guna
mengatasinya, para psikiatris menyarankan agar kita tidak mudah terperdaya oleh
ilusi bahwa kita akan ‘melewatkan sesuatu’ jika kita tidak sering mengecek
ponsel pintar kita. Yakini bahwa kehidupan kita tidak hanya terpatok pada
sebuah layar mungil yang bahkan belum tentu merefleksikan apa yang terjadi pada
kehidupan nyata kita. Terakhir, kalau bisa terapkan beberapa peraturan
sederhana seperti hindarkan ponsel anda ketika sedang berada bertemu dengan
sang kekasih atau jangan membawa ponsel anda ketika anda sedang berada di dalam
kamar mandi.