Mungkin
sebagian dari kita kurang mengenal siapa gadis penenun yang ada di uang kertas lima ribu rupiah itu?
Yah, gadis itu bernama Natasha Annestesya. Natasha memang dipilih sebagai model
yang dilukis di balik pecahan uang lima
ribu rupiah itu.
Artikel lainnya :
Sudah jarang dikenal, inilah kesenian alat musik tradisional daerah Sulawesi Selatan yang pernah ada
Terkenal akan Pasir Putih di Pantai Bira, inilah pesona wisata dan budaya lainnya yang ada di Kabupaten Bulukumba
Terkenal unik didunia, inilah misteri dan filosofi dari Rumah Adat Tongkonan khas Tana Toraja
Artikel lainnya :
Sudah jarang dikenal, inilah kesenian alat musik tradisional daerah Sulawesi Selatan yang pernah ada
Terkenal akan Pasir Putih di Pantai Bira, inilah pesona wisata dan budaya lainnya yang ada di Kabupaten Bulukumba
Terkenal unik didunia, inilah misteri dan filosofi dari Rumah Adat Tongkonan khas Tana Toraja
Natasha Annestessya (nama panggilan Ceci) adalah seorang perempuan Indonesia asal provinsi Sumatra
Barat yang menjadi model "Pengrajin Tenun Pandai Sikek" pada uang Rp5.000,00 emisi 2001 bersanding
dengan Tuanku
Imam Bonjol
Saat
itu, Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik indonesia (Peruri) mengadakan
seleksi pemotretan dengan alat penenun Pandai Sikek dan Ceci memenangkan audisi
tersebut. Waktu itu Ceci masih berusia 17 tahun dan merupakan
mahasiswi semester tiga Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia (UI).
Natasha
adalah sosok gadis yang cerdas dan saat ini tinggal di California (AS) bersama
suami dan anaknya. Pada waktu SMA dia adalah peraih terbaik TOEFL se-SMA dengan skor 600 dan pernah menjadi karyawan terbaik di Amerika.
Ceci lahir dari seorang ibu yang bernama Anna Tuturaima, pensiunan pegawai
negri sipil yang sekarang menjadi pemandu wisata di anjungan Sumatra Barat Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Pada umur 25 tahun dia menikah dengan David, keturunan warga
asing dan kemudian mereka tinggal di California, Amerika Serikat.
Saat ini Ceci dikabarkan terkena penyakit
dimana volume otaknya lebih besar dari normal. Mungkin itulah sebabnya dia
menjadi anak yang jenius, namun kelemahannya, otak tersebut tidak mampu menahan
tekanan ketinggian dalam waktu lama. Ketika menaiki pesawat, ia bisa mengalami
pendarahan atau radang otak yang akan membahayakan dirinya sendiri.
Sudah lama ia tidak bisa berkunjung keIndonesia
dikarenakan penyakit volume otak membesar sehingga tidak memungkinkan untuk
melakukan perjalanan dengan pesawat lebih dari 5 jam. Berada di tekanan
ketinggian dalam waktu yang relatif lama bisa membahayakan kesehatannya.
Sudah lama ia tidak bisa berkunjung ke