Dari catatan dan fakta sejarah perkembangan dunia Islam di Indonesia,
dikatakan bahwa kerajaan Islam pertama di bumi pertiwi Indonesia adalah Kerajaan Samudra Pasai di
Pantai Utara Sumatera.
Petunjuk pertama tentang keberadaan kerajaan Islam di wilayah
Indonesia
di bagian utara Sumatera adalah pemakaman Lamreh ditemukan nisan Sultan
Sulaiman bin Abdullahbin Al-Bashir yang wafat tahun 608 H/ 1211 M.
Hikayat Raja-Raja Pasai, merupakan salah satu sumber tentang
cerita masuknya Islam ke Samudra. Dalam cerita ini disebutkan bahwa Khalifah di
Mekah mendengar tentang adanya Samudra dan memutuskan untuk mengirim sebuah
kapal ke sana untuk memenuhi harapan forcasting
Nabi Muhammad SAW bahwa suatu hari nanti akan ada sebuah kota besar di timur yang bernama Samudra,
yang akan menghasilkan orang suci. Kapten kapal itu, Syekh Ismail, singgah dulu
di India
untuk menjemput seorang sultan yang telah mengundurkan diri karena ingin
menjadi da’i. Penguasa Samudra, Merah Silau (atau Silu), bermimpi bahwa Nabi
menampakan diri kepadanya, mengalihkan secara gaib pengetahuan tentang Islam
kepadanya dengan cara meludah ke dalam mulutnya, dan memberinya gelar Sultan
Malik As-Salih. Setelah terbangun, sultan yang baru ini mendapati bahwa dia
dapat membaca Qur’an walaupun dirinya belum pernah diajar, dan bahwa dia telah
dikhitan secara gaib. Dapat dimengerti bahwa para pengikutnya merasa takjub
atas kemampuan sultan mengaji dalam bahasa Arab. Kemudian kapal dari Mekah tadi
tiba dan Syekh Ismail mendengar pengucapan dua kalimat syahadat Malik As-Salih,
maka dia pun melantiknya menjadi penguasa dengan tanda-tanda kerajaan dan
jubah-jubah kenegaraan dari Mekah. Syekh Ismail terus mengajarkan dua kalimat
Syahadat. Syekh Ismail kemudian meninggalkan Samudra, sedangkan da’i yang
berkebangsaan India
tetap tinggal untuk menegakan Islam secara lebih kokoh di Samudra. Sultan Malik
As-Salih meninggal pada tahun 1297 M.
Dibawah pemerintahan Sultan Muhammad Malik al-Zahir (1297 –
1326), kerajaan Samudra Pasai mengeluarkan mata uang emas yang beridentitas
ketuhanan. Mata uang tersebut, sampai saat ini, dianggap sebagai mata uang emas
tertua yang pernah di keluarkan oleh sebuah kerajaan Islam di Asia Tenggara.