Bulan dzulhijjah merupakan bulan yang sangat mulia dan bulan yang memiliki segudang keistimewaan. Salah satunya adalah siang harinya lebih baik dari bulan ramadhan. Karenanya, amat sayang jika hari hari ini berlalu begitu saja tanpa kita meraih berkahnya.
Artikel lain :
Inilah fakta tentang kebiasaan menulis mampu membuat hidup selalu sehat
Inilah fakta ilmiah tentang Nabi Musa AS dan mukjizadnya yang membelah lautan
Buat generasi muda, inilah cara mencari jodoh yang baik dan Islamiyah
Perlu diketahui bahwa diantara keutamaan bulan dzulhijjah
yang perlu untuk diamalkan adalah:
Ibadah Haji dan Umrah
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Umrah
yang satu ke umrah yang lainnya merupakan kaffarat (penghapus dosa-dosa) di
antara keduanya, sedang haji mabrur, tidak ada balasan baginya kecuali surga.” (HR.
Bukhari dan Muslim)
Berpuasa
Puasa merupakan salah satu amalan yang paling afdhal dan amalan
yang dilebihkan oleh Allah SWT sebagaimana sabda rasulullah Muhammad SAW
“Tidaklah seseorang berpuasa satui hari di jalan Allah
melainkan Allah akan menjauhkan wajahnya dari neraka (karena puasanya) sejauh
70 tahun perjalanan.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Tentang puasa arafah (9
Dzulhijjah), rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“ Berpuasa di hari arafah menghapuskan dosa setahun yang
lalu dan dosa setahun yangb akan datang.” (HR. Muslim)
Memperbanyak takbir dan dzikir
Sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta’ala, artinya
“…Supaya
mereka menyebut nama Allah pada hari-hari yang telah ditentukan…” ( QS. 28).
Dan diriwatkan bahwa Ibnu Umar dan Abu Hurairah r.a, ketika keduanya keluar kepasar pada
sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah mereka berdua bertakbir, maka orang-orang
pun ikut bertakbir sebagaimana takbir mereka berdua. Dan Ishak bin Rahowaih-rahimahullah-meriwayatkan
dari para ahli fikih, dari kalangan tabi’in, bahwa mereka-rahimahullah-
mengucapkan pada hari-hari tersebut :
“ Allahu akbar, Allahu akbar, laa ilaaha illallah wallahu
akbar, Allahu akbar wa lillahil hamdu”
Disunnahkan mengangkat suara saat bertakbir, baik ketika di
pasar, rumah, jalan, masjid maupun tempat-tempat lainnya. Allah subhanahu wa
ta’ ala berfirman, artinya
“… Dan hendaklah kalian mengagungkan Allah
(dengan bertakbir kepada-Nya) atas
petunjuk yang Dia berikan kepadamu…” (QS. Al-Baqarah : 185).
Taubat dan Menjauhi Kemaksiatan
Kemaksiatan merupakan penyebab ditolaknya dan jauhnya
seseorang dari rahmat Allah subhanahu wa ta’ala. Sebaliknya, ketaatan
merupakan sebab sebab kedekatan dan kecintaan Allah kepada seseorang.
Rasulullah bersabda
“ Sungguh Allah itu cemburu, dan kecemburuan Allah
apabila seseorang malakukan apa yang Allah haramkan atasnya.” (HR.
Bukhari Muslim).
Memperbanyak amalan-amalan shaleh
Baik berupa ibadah-ibadah sunnah, seperti shalat, membaca
al-Qur’an, amar ma’ruf nahi munkar, bersedekah, dan lain-lain. Karena amalan
tersebut akan dilipatgandakan pahalanya jika dilakukan pada hari-hari tersebut,
hingga ibadah yang kecil pun jika dilakukan pada hari-hari tersebut akan lebih
utama dan lebih dicintai oleh Allah dari pada ibadah yang besar yang dilakukan
diwaktu lain.
Bertakbir di setiap waktu, terutama setelah shalat
berjamaah
Bertakbir dimulai sejak sholat shubuh hari arafah (9
Dzulhijjah) bagi yang tidak melaksanankan ibadah haji, sedangkan bagi jamaah
haji, mulai sejak zhuhur hari penyembelihan (10 Dzulhijjah). Adapun akhir dari
waktu bertakbir adalah pada hari terakhir dari hari-hari Tasyrik (13
Dzulhijjah).
Menyembelih kurban (udhiyah)
Bagi yang mampu pada hari raya qurban dan hari-hari tasyrik
(11-13 Dzulhijjah). Hal ini merupakan sunnah nabi ibrahim ketika alllah
mengganti anak beliau dengan seekor sembelihan yang besar. Dalam hadist yang
diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim disebutkan bahwa nabi berqurban dengan dua
domba jantan yang keduanya berwarna putih bercampur hitam dan bertanduk. Beliau
menyembelih keduanya dengan tangan beliau sendiri sambil membaca basmalah dan takbir.
Shalat dan mendengarkan khutbah led
Jadikan hari itu sebagai hari kesyukuran dan untuk
mengamalkan kebaikan. Karenanya, janganlah seseorang menjadi hari ‘Ied untuk
berbuat kejahatan dan kesombongan. Serta jangan pula menjadikan sebagai
kesempatan untuk bermaksiat kepada Allah dengan mendengarkan nyanyian-nyanyian
terlarang, alat-alat musik yang melalaikan,vminuman keras dan semacamnya.
Karrena perbuatan-perbuatan seperti itu bisa menjadi penyebab terhapusnya
amal-amal shaleh yang telah dikerjakan pada sepuluh hari pertama bulan
tersebut.
Dari seluruh yang telah dipaparkan dan dijelaskan di atas
maka sudah sepantasnya bagi setiap muslim untuk memanfaatkan sepuluh hari
pertama bulan Dzulhajjih ini penuh dengan ketaatan kepada allah, memperbanyak
dzikir dan syukur kepada-Nya, melaksanakan kewajiban-kewajiban dan menjauhi
seluruh larangan, serta memanfaatkan musim-musim ini untuk menyambut segala
pemberian Allah yang dengannya kita meraih keridhaan-Nya. Wallahu Waliyyut
Taufiq.