Kitab Assikalaibineng ini merupakan kumpulan dari manuskrip kerajaan dan catatan dari lontara (aksara) Bugis dan Makassar perihal seksualitas. Karena bagi orang Bugis, wanita adalah makhluk yang mulia, jadi harus diperlakukan secara mulia juga. Kitab ini adalah kumpulan pengetahuan tata cara hubungan seksual, yang merupakan adaptasi dari ajaran Islam. Jadi dengan kata lain, Assikalaibineng ini merupakan sex education bagi pasangan halal atau bagi yang akan menikah.
Artikel lainnya :
Inilah berbagai macam alasan seseorang masih menunda untuk menikah
Inilah kesalahan-kesalahan perusahaan yang membuat karyawan kurang semangat bekerja
Dibandingkan negara asing, inilah gaji orang Indonesia yang sebenarnya
Artikel lainnya :
Inilah berbagai macam alasan seseorang masih menunda untuk menikah
Inilah kesalahan-kesalahan perusahaan yang membuat karyawan kurang semangat bekerja
Dibandingkan negara asing, inilah gaji orang Indonesia yang sebenarnya
Seperti layaknya kitab kamasutra, kitab ini juga banyak membahas bagaimana awal hubungan badan berlangsung antara pasangan suami istri. Mulai dari menjelaskan titik-titik peka hingga doa-doa yang dipanjatkan saat akan menyentuh titik peka sang istri.
Dalam kitab ini juga dijelaskan bagaimana caranya agar selama berhubungan badan fikiran tetap fokus dan tidak terburu-buru. Pria harus mengerti bahwa wanitanya membutuhkan waktu lebih lama untuk sampai pada titik puncak atau klimaks, sehingga dibutuhkan cara agar pria tetap bertahan hingga tidak mencapai klimaks duluan.
Selain itu, Assikalaibineng juga mengajarkan cara untuk memperoleh keturunan yang didambakan. Biasanya ada waktu-waktu tertentu dianjurkan untuk berhubungan seks jika ingin mendapat anak sesuai dengan keinginan.
Kitab Assikalaibineng memang bisa dikatakan sebagai revolusi di atas ranjang. Pengetahuan yang ada di dalamnya tentu demi keluarga yang lebih baik karena didasari dengan pemikiran bahwa berhubungan badan adalah ibadah.