Sifat
lautan ketika bertemu, tidak bisa bercampur satu sama lain. hal tersebut
disebabkan Dikarenakan adanya perbedaan masa jenis, tegangan permukaan mencegah
kedua air dari lautan tidak bercampur satu sama lain, seolah terdapat dinding
tipis yang memisahkan mereka, dinding tipis yang memisahkannya pun adalah air
laut itu sendiri.
Dinding pemisah itu bergerak di antara dua lautan dan
dinamakan dengan front (jabhah) yang memisahkan antara dua pasukan. Dengan
adanya pemisah ini setiap lautan memelihara karakteristiknya sehingga sesuai
dengan makhluk hidup (ekosistem) yang tinggal di lingkungan itu.
Artikel lainnya :
Muslim wajib tahu, ternyata Rasulullah Muhammad SAW tidak suka pada orang yang seperti ini
Mukjizat kebesaran Allah SWT, inilah misteri sumur ajaib dan air zam zam di Mekkah yang tidak pernah kering
Seorang suami itu harus kuat, karena suami adalah sosok pahlawan Superhero dalam keluarga
Artikel lainnya :
Muslim wajib tahu, ternyata Rasulullah Muhammad SAW tidak suka pada orang yang seperti ini
Mukjizat kebesaran Allah SWT, inilah misteri sumur ajaib dan air zam zam di Mekkah yang tidak pernah kering
Seorang suami itu harus kuat, karena suami adalah sosok pahlawan Superhero dalam keluarga
Pertemuan dua laut tersebut terjadi di selat gibraltar,
tepatnya antara negara spanyol ( Eropa ) dan maroko ( Afrika). Disana terjadi pertemuan dua jenis laut yang berbeda warna.
Seperti ada garis pembatas yang memisahkan keduanya. Satu bagian berwarna biru
agak gelap yang berasal dari laut Mediteranian dan pada bagian lain tampak
lebih terang yang berasal dari lautan Atlantik. Diantara dua lautan tersebut
terdapat garis batas yang memisahkan.
Seorang Oceanografer berkebangsaan Prancis, Jaques Yves
Cousteau menemukan pertemuan dua lautan (pertemuan Samudra Atlantik dan
Mediterania) yang tidak bercampur satu sama lain. Menurutnya, fenomena aneh ini
seolah ada dinding yang membatasi kedua aliran air tersebut.
Menurut para Ilmuwan hal tersebut dapat terjadi karena air
laut dari lautan atlantik dan air laut dari lautan mediterania memiliki
karateristik yang berbeda. Suhu air berbeda, Kadar garam nya berbeda, Kerapatan
air (density) air pun berbeda.
Manusia dengan akal dan melalui penelitiannya baru dapat
menjelaskan fenomena tersebut akhir abad 20 M. Sedangkan Al Quran yang
diturunkan Abad 7 Masehi ( 14 Abad yang lalu ) sudah menjelaskan fenomena
tersebut melalui FirmanNYA yang terdapat dalam Surah Ar-Rahman
ayat 19-20 dan surah Al Furqaan ayat 53 yang isinya :
"Dia membiarkan dua lautan mengalir yang
keduanya kemudian bertemu. Antara keduanya ada batas yang tidak dilampui
masing-masing." (QS Ar-Rahman: 19-20).
"Dan Dialah (Allah) yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan), yang satu tawar dan segar dan yang lainnya asin. Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang tidak tembus" (QS Al Furqan: 53)
"Dan Dialah (Allah) yang membiarkan dua laut mengalir (berdampingan), yang satu tawar dan segar dan yang lainnya asin. Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang tidak tembus" (QS Al Furqan: 53)