Tradisi Mappadendang
adalah sebuah tradisi unik yang dilakukan oleh masyarakat Bugis setelah masa
panen padi telah selesai. Tradisi Mappadendang ini dilakukan sebagai wujud dari
rasa syukur Kepada Sang Pencipta atas rezeki berupa limpahan hasil panen padi
yang diperoleh. Dan biasanya tradisi ini dilakukan setiap tahunnya setelah
musim panen telah selesai.
Mappadendang adalah sebuah tradisi yang
melibatkan unsur mistik didalamnya. Pertama-tama sang pemuka agama akan
menentukan hari untuk melakukan acara Mappadendang. Kegiatan ini dilakukan oleh
beberapa wanita dan laki-laki. Dimana alat yang digunakan yaitu berupa sebuah
lesung yang besar dan panjang dan beberapa alu yang digunakan pada
masing-masing orang yang terlibat didalamnya. Wanita disini akan melakukan
gerakan seperti menumbuk padi pada lesung, namun menciptakan irama yang
sinkron/ serasi antara tumbukan yang satu dengan yang lainnya. Ketika
irama tumbukan terbentuk, beberapa orang akan menyalakan api dari tumpukan kayu
yang telah dipersiapkan sebelumnya. Fungsinya disini adalah untuk menciptakan
api unggun. Sebelum pihak laki-laki akan berjalan ke api unggun yang membara
tersebut, ia sebelumnya telah di beri mantra-mantra agar tahan atau tidak
merasakan panas pada saat menginjak api. Sementara pihak wanita terus
menciptakan irama dari tumbukan alu ke lesung, pihak laki-laki akan berjalan
menuju ke api unggun dan kemudian akan menari di atas api yang membara
tersebut. Dan mereka sama sekali tidak memakai alas kaki, alias dengan kaki
yang telanjang.
Artikel lainnya :
Mengenal sosok legenda Nene’ Mallomo, tokoh cendekiawan dari Bumi Sidenreng Rappang
Cerdas dan berprestasi, inilah alumni Unhas yang sukses menjadi nominasi penerima penghargaan Nobel 2016
Cerdas dan berprestasi, inilah alumni Unhas yang sukses menjadi nominasi penerima penghargaan Nobel 2016
Acara mappadendang ini bisa berlangsung beberapa jam, sehingga jika salah satu dari pihak yang terlibat sudah merasa capek, maka akan digantikan oleh peserta yang lainnya dari penonton. Namun yang unik dari pertunjukan ini adalah, para laki-laki yang menari diatas api (dancing on fire) tersebut tidak mengalami luka bakar pada bagian telapak kakinya.padahal mereka melakukan tarian diatas api bisa sampai beberapa kali. Biasanya juga diiringi dengan nyanyian khas daerah yaitu, lagu Bugis tradisional.
Acara Mappadendang ini biasanya dilakukan pada lapangan terbuka dan dimulai setelah maghrib atau malam hari. Orang-orang dari kampung sebelah biasanya ikut hadir menyaksikan acara ini. Berkumpul bersama menambah rasa persaudaraan antarsesama.
Tradisi mappadendang diatas, hanyalah salah satu dari sekian banyak tradisi yang ada di bumi tercinta ini, Indonesia. Dengan turut menyaksikan atau berpartisipasi didalamnya kita sudah turut menjaga kelestarian budaya yang kita miliki.