Tradisi Mappadendang, budaya pesta panen masyarakat Bugis yang kini jarang ditemui

Tradisi Mappadendang adalah sebuah tradisi unik yang dilakukan oleh masyarakat Bugis setelah masa panen padi telah selesai. Tradisi Mappadendang ini dilakukan sebagai wujud dari rasa syukur Kepada Sang Pencipta atas rezeki berupa limpahan hasil panen padi yang diperoleh. Dan biasanya tradisi ini dilakukan setiap tahunnya setelah musim panen telah selesai.

Mappadendang adalah sebuah tradisi yang melibatkan unsur mistik didalamnya.  Pertama-tama sang pemuka agama akan menentukan hari untuk melakukan acara Mappadendang. Kegiatan ini dilakukan oleh beberapa wanita dan laki-laki. Dimana alat yang digunakan yaitu berupa sebuah lesung yang besar dan panjang dan beberapa alu yang digunakan pada masing-masing orang yang terlibat didalamnya. Wanita disini akan melakukan gerakan seperti menumbuk padi pada lesung, namun menciptakan irama yang sinkron/ serasi antara tumbukan yang satu dengan yang lainnya. Ketika irama tumbukan terbentuk, beberapa orang akan menyalakan api dari tumpukan kayu yang telah dipersiapkan sebelumnya. Fungsinya disini adalah untuk menciptakan api unggun. Sebelum pihak laki-laki akan berjalan ke api unggun yang membara tersebut, ia sebelumnya telah di beri mantra-mantra agar tahan atau tidak merasakan panas pada saat menginjak api. Sementara pihak wanita terus menciptakan irama dari tumbukan alu ke lesung, pihak laki-laki akan berjalan menuju ke api unggun dan kemudian akan menari di atas api yang membara tersebut. Dan mereka sama sekali tidak memakai alas kaki, alias dengan kaki yang telanjang.

Artikel lainnya :

Acara mappadendang ini bisa berlangsung beberapa jam, sehingga jika salah satu dari pihak yang terlibat sudah merasa capek, maka akan digantikan oleh peserta yang lainnya dari penonton. Namun yang unik dari pertunjukan ini adalah, para laki-laki yang menari diatas api (dancing on fire) tersebut tidak mengalami luka bakar pada bagian telapak kakinya.padahal mereka melakukan tarian diatas api bisa sampai beberapa kali. Biasanya juga diiringi dengan nyanyian khas daerah yaitu, lagu Bugis tradisional.

Acara Mappadendang ini biasanya dilakukan pada lapangan terbuka dan dimulai setelah maghrib atau malam hari. Orang-orang dari kampung sebelah biasanya ikut hadir menyaksikan acara ini. Berkumpul bersama menambah rasa persaudaraan antarsesama.

Tradisi mappadendang diatas, hanyalah salah satu dari sekian banyak tradisi yang ada di bumi tercinta ini, Indonesia. Dengan turut menyaksikan atau berpartisipasi didalamnya kita sudah turut menjaga kelestarian budaya yang kita miliki.



SHARE THIS

Author: