Seorang
anak yang kaya lagi sukses menjenguk ibunya yang terbaring di rumah sakit.
Sudah sebulan lamanya sang ibu bergelut dengan penyakit yang nyaris merenggut
nyawanya. Alhamdulillah, tepat keesokan harinya sang ibu telah diijinkan pulang
oleh dokter.
Artikel lainnya :
Dengan
segera, si anak mengantar ibunya kembali ke rumah. Ketika sampai di rumah, dan
melihat ibunya terbaring, tiba tiba si anak mengeluarkan lembaran lembaran
kertas untuk diberikan kepada ibunya. Isinya adalah tagihan uang selama
perawatan di rumah sakit.
1.
Obat: Rp. 12.500.000
2. Kamar rumah sakit: Rp. 8.000.000
3. Uang Lelah menjenguk: Rp. 4.000.000
4. Uang Jaga malam di rumah sakit: Rp. 3.000.000
5. Uang untuk Merawat ibu selama sebulan :Rp. 5.000.000
6. Kerugian karena harus meninggalkan meeting: Rp 4.500.000
4. Bensin untuk perjalanan: Rp. 1.000.000
5. Lain lain: Rp. 10.000.000
2. Kamar rumah sakit: Rp. 8.000.000
3. Uang Lelah menjenguk: Rp. 4.000.000
4. Uang Jaga malam di rumah sakit: Rp. 3.000.000
5. Uang untuk Merawat ibu selama sebulan :Rp. 5.000.000
6. Kerugian karena harus meninggalkan meeting: Rp 4.500.000
4. Bensin untuk perjalanan: Rp. 1.000.000
5. Lain lain: Rp. 10.000.000
Tak
lupa, dipojok kiri bawah tertulis “Bisa dilunasi kontan atau dicicil”
Sang
ibu tersenyum kepada anak kesayangannya tersebut. Beliau lalu mengambil sebuah
map dan menyerahkan kepada anaknya.
Si
anak yang tidak mau waktunya terbuang, segera meluncur meninggalkan rumah
ibunya. Beberapa jam setelah itu,ponselnya berdering dan seorang kerabatnya
mengabarkan kalau penyakit ibunya kambuh. Si anak terdiam tidak perduli, jadwal
kerjanya masihlah sangat banyak dikantor, dan itu yang harus diutamakan,
pikirnya.
Sebentar
kemudian, dia teringat untuk membuka dan mengetahui isi dari sebuah map yang
telah diberikan ibunya hari itu. Ternyata berisi sebuah sertifikat rumah,
tanah, dan lain lain milik ibunya.
Belum
sempat dia menyelesaikan membaca, tiba tiba ponselnya berdering lagi. Kali ini
kerabatnya memberitahukan bahwa sang ibu telah meninggal dunia.
Si
anak masih terdiam, sampai dia melihat secarik kertas kecil yang jatuh diantara
beberapa surat yang digenggamnya…
Sebuah surat terakhir dari ibunya yang berisi…
”
Terimakasih atas semua yang telah kau berikan pada ibu, anakku sayang. Kau
punya rincian, ibupun akan demikian. Namun ibu merasa kurang bisa mengisi
berapa harga yang pas untuk rincian ini.
1. Biaya
pembelian nutrisi untukmu selama kau di dalam kandungan: Rp….
2. Biaya bersalin ibu untukmu ditambah biaya kesakitan melahirkanmu : Rp….
3. Biaya merawatmu setiap malam: Rp…
4. Biaya Air susu ibu:Rp….
5. Biaya sekolah, makan, tempat tinggal untukmu: Rp. ..
6. Biaya mendidikmu hingga kau dewasa dan sukses :Rp…
7. Biaya Mengasihimu selama 30 tahun: Rp….
8. Biaya Mendoakanmu: Rp….
9. Lain- lain: Rp….
2. Biaya bersalin ibu untukmu ditambah biaya kesakitan melahirkanmu : Rp….
3. Biaya merawatmu setiap malam: Rp…
4. Biaya Air susu ibu:Rp….
5. Biaya sekolah, makan, tempat tinggal untukmu: Rp. ..
6. Biaya mendidikmu hingga kau dewasa dan sukses :Rp…
7. Biaya Mengasihimu selama 30 tahun: Rp….
8. Biaya Mendoakanmu: Rp….
9. Lain- lain: Rp….
Ah
ibu bercanda anakku…
Ibu serahkan semua ini sebagai warisan untukmu. Maap ibu tidak bisa memberimu lebih banyak. Maafkan ibu.”
Ibu serahkan semua ini sebagai warisan untukmu. Maap ibu tidak bisa memberimu lebih banyak. Maafkan ibu.”