Tatkala
adab-adab bergaul antara lawan jenis mulai pudar, luapan cinta yang bergolak
dalam hati manusia pun menjadi tidak terkontrol lagi. Akhirnya, setan berhasil
menjerat para remaja dalam ikatan maut yang dikenal dengan “pacaran”. Allah
telah mengharamkan berbagai aktifitas yang dapat mengantarkan ke dalam
perzinaan.
Sebagaimana
Allah berfirman yang artinya: Dan janganlah kamu mendekati zina, sesugguhnya
zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk. (QS.
al-Isra’:32).
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Sesungguhnya Allah menetapkan untuk
anak adam bagiannya dari zina, yang pasti akan mengenainya. Zina mata adalah
dengan memandang, zina lisan adalah dengan berbicara, sedangkan jiwa
berkeinginan dan berangan-angan. (HR. Bukhari & Muslim).
Artikel lainnya :
Kalaulah
kita ibaratkan zina adalah sebuah ruangan yang memiliki banyak pintu yang
berlapis-lapis, maka orang yang berpacaran adalah orang yang telah memiliki
semua kuncinya. Kapan saja ia bisa masuk. Bukankah saat berpacaran ia tidak
lepas dari zina mata dengan bebas memandang? Bukankah dengan pacaran ia sering
melembut-lembutkan suara di hadapan pacarnya? Bukankah orang yang berpacaran
senantiasa memikirkan dan membayangkan keadaan pacarnya? Maka farjinya pun akan
segera mengikutinya. Akhirnya penyesalan tinggallah penyesalan. Waktu tidaklah
bisa dirayu untuk bisa kembali sehingga dirinya menjadi sosok yang masih suci
dan belum ternodai. Setan pun bergembira atas keberhasilan usahanya.
Tentunya
akan sulit bagi Iblis dan bala tentaranya untuk menggelincirkan sebagian orang
sampai terjatuh ke dalam jurang pacaran gaya cipika-cipiki atau yang semodel
dengan itu. Akan tetapi yang perlu kita ingat, bahwasanya Iblis telah bersumpah
di hadapan Allah untuk menyesatkan semua manusia. Iblis berkata: Demi
kekuasaan-Mu, aku akan menyesatkan mereka semuanya. (QS. Shaad: 82).
Termasuk
di antara media yang digunakan Iblis untuk menyesatkan manusia adalah wanita.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Tidaklah aku tinggalkan
setelahku fitnah (ujian) yang lebih berbahaya bagi laki-laki daripada wanita.
(HR. Bukhari & Muslim).
Kalaulah
Iblis tidak berhasil merusak agama seseorang dengan menjerumuskan mereka ke
dalam gaya pacaran cipika-cipiki, mungkin cukuplah bagi Iblis untuk bisa
tertawa dengan membuat mereka berpacaran lewat telepon, SMS atau yang lainnya.
Yang cukup menyedihkan, terkadang gaya pacaran seperti ini dibungkus dengan
agama seperti dengan pura-pura bertanya tentang masalah agama kepada lawan
jenisnya, miss called atau SMS pacarnya untuk bangun shalat tahajud dan
lain-lain.
Ringkasnya sms-an dengan lawan jenis, bukan saudara dan bukan karena kebutuhan mendesak adalah haram dengan beberapa alasan: ini adalah semi berdua-duaan, buang-buang pulsa, dan ini adalah jalan menuju perkara yang haram. Mudah-mudahan Allah memudahkan kita semua uantuk menjalankan perintah-Nya serta menjauhi larangan-Nya.