Masa
SMA, adalah masa yang paling indah, dimana kita bebas ekspresikan yang kita
mau, sebagian lain malah berpendapat bgitu, mulai dari yang positif contohnya
ngukir prestasi, sampe yang negatif- negatif juga ada, mulai dari rokok ,
bolos, tawuran, nge genk, party party, dan lain lain. Masa SMA adalah
juga masa rawan dalam hal pergaulan. Banyak diantara teman- teman kita diluar
sana yang udah terjerumus atau bahkan dengan suka rela menjerumuskan diri
(naudzubillah) dalam pergaulan seks bebas.
Berita
di Republika ngutip hasil survei Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia
(PKBI). Survei itu dilakuin taun 2003 di lima kota, di antaranya Bandung,
Jakarta, dan Yogyakarta. Hasil survei PKBI, yang juga dikutip Media Indonesia,
dan disana dinyatain kalau 85 persen remaja berusia 13-15 tahun dah pada ngaku
telah berhubungan seks dengan pacar mereka. Penelitian pada 2005 itu dilakukan
ke 2.488 responden di Tasikmalaya, Cirebon, Singkawang, Palembang, dan Kupang.
Artikel lainnya :
Misteri kecantikan dan kepribadian Ratu Balqis, sosok wanita sempurna yang pernah hidup di muka bumi
Parahnya lagi, menurut Direktur Eksekutif PKBI, Inne Silviane, bilang kalau hubungan seks itu dilakukan di rumah sendiri. Sebanyak 50 persen dari remaja itu ngaku nonton pornografi, contohnya VCD. Dari penelitian itu didapat, kalau 52 persen yang paham gimana kehamilan bisa terjadi.
Penelitian
lain dilakuin sama Annisa Foundation, seperti dikutip Warta Kota. Diberitakan
kalau, 42,3 persen pelajar SMP dan SMA di Cianjur udah ngelakuin hubungan
seksual. Mereka ngaku kalo hubungan seks itu dilakukan suka sama suka, dan
bahkan ada yang berganti-ganti pasangan. Penelitian ini dilakukan Annisa
Foundation (AF) pada Juli-Desember 2006 terhadap 412 responden, yang berasal
dari 13 SMP dan SMA negeri serta swasta.
Laila
Sukmadewi, Direktur Eksekutif AF, juga mengatakan hubungan seks di luar nikah
itu umumnya dilakukan responden karena suka sama suka. Hanya sekitar 9 persen
dengan alasan ekonomi. ”Jadi, bukan alasan ekonomi. Yang lebih
memprihatinkan, sebanyak 90 persen dari mereka paham nilai-nilai agama, dan
mereka tahu itu dosa,” ujar Laila. sebagian besar mereka menggunakan alat
kontrasepsi yang dijual bebas.
Penelitian
di Jakarta tahun 1984 menunjukkan 57,3 persen remaja putri yang hamil pranikah
mengaku taat beribadah. Penelitian di Bali tahun 1989 menyebutkan, 50 persen
wanita yang datang di suatu klinik buat ngedapetin induksi haid berusia 15-20
tahun. Menurut Prof. Wimpie, induksi haid itu nama lain untuk aborsi. Kejadian
aborsi di Indonesia cukup tinggi yaitu 2,3 juta per tahun. “ Dan 20 persen di
antaranya remaja,” kata Guru Besar FK Universitas Udayana, Bali ini.
Dari
aspek medis, menurut Dr. Budi Martino L., SPOG, seks bebas memiliki banyak
konsekwensi misalnya, penyakit menular seksual,(PMS), selain juga infeksi,
infertilitas dan kanker. Tidak heran jika makin banyak kasus kehamilan
pranikah, pengguguran kandungan, dan penyakit kelamin atopun penyakit menular
seksual di kalangan remaja (termasuk HIV/AIDS).
Menurut
guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, per November 2007, 441
wanita dari 4.041 orang dengan HIV/AIDS. Dari 441 wanita penderita HIV/AIDS ini
terdiri dari pemakai narkoba suntik 33 orang, 120 pekerja seksual, 228 orang
dari keluarga baik. Karena keadaan wanita penderita HIV/AIDS mengalami
penurunan sistem kekebelan tubuh menyebabkan 20 kasus HIV/AIDS menyerang anak
dan bayi yang dilahirkannya.