Sebenarnya ini bukan
tentang kematianmu, bukan itu. Karena aku tahu bahwa semua yang ada pasti
menjadi tiada pada akhirnya, dan kematian adalah sesuatu yang pasti, dan kali ini adalah
giliranmu untuk pergi, aku sangat tahu itu.
Tapi yang membuatku tersentak
sedemikian hebat, adalah kenyataan bahwa kematian benar-benar dapat memutuskan
kebahagiaan dalam diri seseorang, sekejap saja, lalu rasanya mampu membuatku
nelangsa setengah mati, hatiku seperti tak di tempatnya dan tubuhku serasa
kosong melompong, hilang isi.
Kau tahu sayang, rasanya
seperti angin yang tiba-tiba hilang berganti kemarau gersang.
Pada airmata yang jatuh
kali ini, aku selipkan salam perpisahan panjang, pada kesetiaan yang telah kau
ukir, pada kenangan pahit manis selama kau ada, aku bukan hendak mengeluh, tapi
rasanya terlalu sebentar kau disini.
Mereka mengira aku lah kekasih yang baik bagimu sayang, tanpa mereka sadari, bahwa kaulah yang menjadikan aku kekasih yang baik. Mana mungkin aku setia padahal memang kecenderunganku adalah mendua, tapi kau ajarkan aku kesetiaan, sehingga aku setia, kau ajarkan aku arti cinta, sehingga aku mampu mencintaimu seperti ini.
Selamat
jalan, kau dari-Nya, dan kembali pada-Nya, kau dulu tiada untukku dan sekarang
kembali tiada.Mereka mengira aku lah kekasih yang baik bagimu sayang, tanpa mereka sadari, bahwa kaulah yang menjadikan aku kekasih yang baik. Mana mungkin aku setia padahal memang kecenderunganku adalah mendua, tapi kau ajarkan aku kesetiaan, sehingga aku setia, kau ajarkan aku arti cinta, sehingga aku mampu mencintaimu seperti ini.
Selamat jalan sayang, cahaya mataku, penyejuk jiwaku, selamat jalan calon bidadari surgaku