Kita
Cuma bisa mendengar mereka menangis
Kita
Cuma bisa melihat air mata mereka mengalir
Sebuah
sejarah klasik dari negeri seberang, yang tiap detik waktunya dihujani dengan
bom dan peluru dari senjata-senjata modern pemusnah massal. Senapan yang tak
berprikemanusiaan, pesawat tempur yang buta akan kebenaran dan pasukan-pasukan
yang tak berhati nurani, sebuah tanda kehancuran akan tercipta di muka bumi
ini.
Tidak
sedikit mereka menjadi janda
Mereka
juga menjadi duda
Jutaan
bocah-bocah kecil pun menjadi yatim piatu
Mengapa
mereka menjadi korban, padahal mereka tidak tahu apa-apa akan konflik dari
negeri ini. Nyawa mereka menjadi taruhan dari sebuah skandal negeri yang
berujung maut, hingga mereka bagai sebuah boneka yang tak berdaya yang hanya
tinggal menunggu waktu untuk bisa di eksekusi mati.
Kota
itu telah hancur
Gedung-gedung
tinggi yang dulunya berdiri kokoh sekarang tinggal tanda yang telah rata dengan
tanah. Jalan pusat kota yang ramai kendaraan yang lalu lalang, kini ramai akan
mayat-mayat yang terbaring mencium tanah air negeri ini. Anak-anak yang bermain
di lapangan pun kini telah tiada terlihat di hari ini, mereka takut melihat
goncangan peristiwa di negeri ini. Gemerlap cahaya malam pudar diselimuti
kegelapan, hanya tampak berkas-berkas cahaya bagai kilat dan gemuruh letusan
bom yang menderu.
Sebuah kota mati
Mereka
tidak bisa bercerita, mereka pun tidak bisa berbuat apa-apa selain menunggu
keajaiban yang bisa merubah. Kita pun Cuma bisa menyaksikan dan berkomentar
akan tragedy ini. Jalan-jalan setapak menuju negeri itu telah dijaga ketat
hingga jalur-jalur apapun telah di blokir oleh prajurit-prajurit berlapis baja
agar mereka yang ada di negeri itu akan mati berlahan-lahan oleh waktu yang
terus berputar.
Manusia penghancur manusia
Mengapa ada seperti ini ?
Selama manusia masih diperbudak akan harta, jabatan dan kekuasaan yang berlandaskan keegoisanyang tinggi maka korban akan tetap menjadi bukti sebuah resim kejam dan berprikemanusiaan. Betapa mereka tidak bisa bersyukur akan nikmat yang Tuhan berikan kepadanya.