Sejarah penemuan tentang asal usul nenek moyang bangsa Indonesia sebenarnya
dimulai pada awal 2007 ketika para arkeolog menganalisa bekas potongan yang ada
pada dua tulang bovid yang mereka temukan di Sangiran. Luka tersebut
diperkirakan dibuat sekitar 1.5 hingga 1.6 juta tahun yang lalu dengan
menggunakan perkakas dari cangkang dan merupakan bukti tertua tentang adanya
manusia prasejarah di Indonesia .
Fosil sisa tulang belulang dari Homo erectus yang lebih populer dengan nama
“Manusia Jawa” ditemukan oleh seorang ahli anatomi dari Belanda yang bernama
Eugene Dubois di Trinil pada tahun 1891, berumur paling tidak 700.000 tahun dan
merupakan peninggalan dari manusia tertua yang ditemukan pada saat itu. Fosil
Homo erectus lainnya dengan umur yang sama berhasil ditemukan di Sangiran pada tahun
1930 oleh ahli antropolg, Gustav Heinrich Ralph von Koenigswald yang di saat
bersamaan menemukan fosil di Ngandong dengan perkakas yang lebih maju berumur
sekitar 550.000 hingga 143.000 tahun. Pada tahun 1977, fosil Homo erectus
lainnya kembali ditemukan di Sambungmacan.
Artikel lainnya :
Tidak hanya Sianida, inilah 5 jenis racun yang paling mematikan didunia
Hanya di Sulawesi Barat, ada tradisi budaya Masyarakat Mandar yang mampu membuat Kuda menari
Jangan heran, hanya di negara ini rokok dijual dengan harga setengah juta rupiah perbungkus
Artikel lainnya :
Tidak hanya Sianida, inilah 5 jenis racun yang paling mematikan didunia
Hanya di Sulawesi Barat, ada tradisi budaya Masyarakat Mandar yang mampu membuat Kuda menari
Jangan heran, hanya di negara ini rokok dijual dengan harga setengah juta rupiah perbungkus
Pada tahun 2003, ditemukan fosil dari hominid kecil yang
berumur sekitar 74.000 hingga 13.000 tahun di pulau Flores yang diberi nama
“Manusia Flores” dengan nama ilmiah Homo floresiensis. Hominid berukuran 3 kaki
ini diperkirakan adalah spesies turunan dari Homo erectus dan ukurannya
berkurang dalam jangka waktu lebih dari seribu tahun karena fenomena alamiah
yang disebut pengerdilan oleh pulau, proses yang terjadi ketika sekelompok
makhluk hidup tinggal di lingkungan yang kecil, seperti ukuran pulau flores.
Manusia Flores diperkirakan berbagi pulau dengan Homo sapiens modern hingga
sekitar 12.000 tahun yang lalu sebelum mereka akhirnya punah.
Secara kronologis, asal
usul nenek moyang bangsa Indonesia dimulai pada jaman Paleolitikum
ketika Homo erectus diketahui menggunakan perkakas batu paleolitik dan perkakas
cangkang yang ditemukan di Sangiran dan Ngandong. Bukti bekas sayatan yang
dianalisa dari sebuah fosil mamalia Pleistocene juga mendokumentasikan sekitar
18 bekas sayatan yang disebabkan oleh perkakas yang terbuat dari serpih
cangkang tebal terhadap dua tulang belulang bovid, dimana sayatan ini
diperkirakan dibuat ketika terjadi pembantaian di Sangiran sekitar 1.6 hingga
1.5 juta tahun yang lalu. Masa ini berlanjut ke era Neolitikum, dimuana
perkakas batu asah mulai dikembangkan oleh orang-orang Austronesia di kepulauan
Indonesia .
Asal usul mengenai nenek moyang bangsa Indonesia mengakhiri kisahnya di dua masa terakhir, dimana yang
pertama adalah masa Megalitikum. Kepulauan Indonesia
dikenal juga sebagai rumah bagi megalit dari kultur Austronesia
baik di masa lalu atau sekarang. Beberapa situs megalit juga bisa ditemukan di
sekitar Indonesia seperti
misalnya Menhir, dolmen, tabular batu, patung batu, dan sebuah struktur mirip
piramida bernama Punden Berundak di beberapa situs sekitar Jawa, Sumatra, Sulawesi , dan kepulauan Sunda Kecil. Pada jaman kedua
yang bernama jaman Perunggu, kultur Dong Son dari Vietnam
tiba di Indonesia
membawa serta teknik pembuatan alat menggunakan perunggu, ritual pengorbanan
sapi, dan metode sulam ikat. Beberapa kegiatan ini sampai sekarang masih sering
digunakan terutama di daerah Sumatra, Sulawesi ,
dan beberapa pulau di Nusa Tenggara.