Gunung
latimojong terletak di Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan yang merupakan
bagian dari pegunungan Latimojong yang membentang luas di wilayah kab.
Enrekang, Tanah Toraja, Toraja Utara dan Luwu. Terdiri dari tujuh buah puncak,
dengan puncak tertinggi adalah puncak Rantemario dengan elevasi 3478 Mdpl.
Artikel lain :
Inilah rahasia keindahan pasir putih yang ada di Pantai Tanjung Bira
Inilah salah satu destinasi wisata ekstrim yang kini ada di Indonesia
Inilah sejuta pesona keindahan alam yang hanya ada di Kepulauan Derawan
Artikel lain :
Inilah rahasia keindahan pasir putih yang ada di Pantai Tanjung Bira
Inilah salah satu destinasi wisata ekstrim yang kini ada di Indonesia
Inilah sejuta pesona keindahan alam yang hanya ada di Kepulauan Derawan
Jika
ambil rute awal dari ibukota provinsi Sulawesi Selatan, Makassar. Perjalanan
darat Makassar menuju Enrekang sekitar 6 jam, kemudian dari kota Enrekang
menuju kecamatan Baraka sekitar 20 menit, tapi bisa juga menggunakan jasa mobil
angkutan yang memang dari Makassar menuju Kecamatan Baraka yang jelas lebih
mengurangi waktu tempuh dan tentunya biaya. Jika langsung ke Kecamatan Baraka.
Kemudian
dari Kecamatan Baraka dilanjutkan dengan menggunakan mobil angkutan menuju Desa
Rantelemo, biasanya berupa truk atau jeep pengangkut barang dengan lama
perjalanan sekitar 4 jam, hanya inilah tumpangan terakhir dikarenakan jalur
menuju Desa Rantelemo yang sangat ekstrim. Angkutan ini hanya ada pada hari
senin dan kamis, bertepatan dengan hari pasar di kecamatan Baraka.
Namun tak
jarang juga ada angkutan yang tembus masuk hingga ke dusun Karangan yang
merupakan perkampungan terakhir sebelum memulai pendakian. Jika angkutan hanya
sampai di Desa Rantelemo, maka pendaki harus berjalan kaki sekitar 1 jam untuk
sampai ke dusun Karangan.
Ketika
tiba di dusun Karangan, pendaki bisa menginap dirumah kepala Dusun, Bapak
Sinuk. Disini sekalian juga mengisi buku tamu atau absensi para pendaki Gunung
Latimojong.
Kesulitan
pertama dari gunung ini adalah banyaknya cabang yang mungkin saja membuat para
pendaki nyasar.
Dusun Karangan |
Skedar
informasi apabila kalian mendaki Dari dusun Karangan maka jalur yang
dilalui adalah pemukiman penduduk dilanjutkan dengan memasuki perkebunan kopi.
Terdapat banyak percabangan jalan. Untuk pecabangan pertama, ambil jalur lurus
bukan jalur kanan, jalur kanan menuju perkampungan bagian atas. Kemudian pada
percabangan kedua ambil jalur kanan, bukan jalur kiri, jalur kiri menuju
jembatan dan masuk lebih jauh kedalam perkebunan kopi yang akhirnya kembali ke
perkampungan.
Pada
jalur kanan kita akan tetap memasuki perkebunan kopi bercampur sedikit
perkebunan durian dan cengkeh. Kemudian akan ada percabangan ketiga, pada
percabangan ini terbagi menjadi dua jalur, keduanya bisa dilalui, hanya
tergantung pilihan kita, yang kanan sedikit melebar kepunggung gunung dengan
jalan yang lebih landai tetapi lebih jauh, sedangkan jalur yang kiri lebih
dekat namun dengan tanjakan yang panjang. Keduanya bisa bertemu di Pos 1.
Kesulitan
selanjutanya adalah ketika sudah lewat batas akhir perkebunana
penduduk dan mulai masuk kedalam hutan, selama perjalan akan melewati
pinggiran gunung dan kebanyakan hanya berpegang pada akar-akar pohon. Setelah
itu pendaki akan dihadapkan dengan tanjakan panjang dengan kemiringan
sekitar 75º ditambah dengan jalur yang licin, tetap mengandalkan akar-akar
pohon. selanjutnya pendaki akan semakin jauh kedalam hutan yang rimbun dan
gelap maka cahaya matahari semakin berkurang yang bisa menembus pepohonan.
Kemudian
pendaki kembali menanjak dan kembali berjalan dipinggiran gunung
bersebelahan dengan jurang, namun di jalur ini pendaki bisa menemukan buah
kalpataru yang jatuh dari atas gunung. Setelah itu pendaki akan sampai di
pos 5, pos 5 ini berupa dataran luas yang bisa digunakan untuk mendirikan
tenda, dan terdapat sumber air, berada pada jalur sebelah kiri menurun sekitar
150 meter.
Selanjutnya jalur
kembali menanjak panjang dan sesekali jalur landai. Jalur licin dan tetap
mengandalkan akar dan ranting pohon, pada jalur ini banyak pohon-pohon besar
yang tumbang yang mengalangi jalan sekaligus menambah berat perjalanan.
Itulah
beberapa alasan mengapa gunung Latimojong menjadi salah satu gunung tersulit di
Indonesia.